Arkan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Membuat Liona juga Gio kaget tak terelakkan. Terlebih-lebih mereka tidak menyadari ada kekacauan yang siap menerkam setelah intonasi suara tinggi itu menggema di setiap sudut ruangan.
"NGAPAIN LO ADA DI SINI?" bentak Arkan untuk yang kedua kalinya. Matanya tajam setajam mata elang, napasnya tertahan, darahnya berdesir deras. Sekujur tubuhnya terasa panas. Amarah menguasai dirinya.
Arkan berdiri tepat di hadapan Liona. Face to face dengan Gio. Aura mencekam seperti di atas ring tinju semakin terasa.
Bara dan Ari yang juga ikut bersama Arkan, maju mendekati Liona. Pelan menyeret lengan Liona agar menjauh dari Arkan dan Gio.
Liona tidak mengerti dengan situasi yang terjadi. Untuk apa Arkan marah? Dia juga pernah membentak Liona, harusnya Arkan bertanya, "Kenapa Gio bisa ada di sini?" Atau "Gio." Sebagai respon netral.
Tetapi justru tatapan mata tajam juga bengis yang Arkan berikan. Seakan dia siap menelan Gio hidup-hidup.