Gio benar-benar tidak menduga hal ini akan terjadi. Malang sekali nasibnya, dia terjebak dalam cinta yang tidak mudah untuk di daki.
Liona adik Arkan, dan Arkan sering sekali menceritakan Liona dengan nada bicara yang riang. Wajahnya juga bersemu merah dengan senyuman yang tak luput dari bibirnya.
Liona jelas sangat berarti bagi Arkan, separuh hidupnya ada pada Liona. Kesenangan yang Arkan inginkan itu Liona.
"Gak mungkin, gimana bisa? Astaga!" Gio menjerit dalam hati kecilnya. Mengapa harus Arkan? Mengapa Liona yang jadi adik sambung Arkan.
"Kenapa?" Liona bertanya karena heran melihat perubahan raut wajah Gio.
Kepala Gio menggeleng perlahan, tangannya melambai mengartikan tidak terjadi apa-apa. Dia hanya ingin tahu saja.