Ini kali kedua suara pintu berderit setelah Liona sadarkan diri. Entah siapa yang masuk kali ini.
Masih pagi, apa mungkin perawat yang mengantarkan makanan dan obat. Bisa jadi!
"Siapa sih Kak?" tanya Liona yang semakin penasaran. Kenapa tidak ada yang muncul, apa perawat itu kesusahan membawa baki menu sarapan pagi untuk Liona.
Arkan menoleh, melihat siapa yang datang. Ternyata hanya perawat, dia membawa troli jadi agak kesulitan untuk membawa troli itu masuk melalui pintu ruang rawat.
"Biar saya bantu," ujar Arkan menawarkan bantuan.
Dia bisa duduk menunggu sampai sarapan Liona habis atau bertanya cara makan obat.
"Oh iya. Ini dimakan sebelum makan dan ini sesudah makan," jawab perawat yang masih tampak kesusahan.
Perawat itu menunjuk empat butir obat, 1 sebelum makan dan 3 setelah makan. Arkan manggut-manggut, mengerti.