Kondisi di luar ruang ICU juga tidak kalah jauh mengerikan.
Rio yang tiba-tiba mimisan dengan wajah yang semakin pucat dan sorot mata meredup.
Tepat pada saat Liona berhasil keluar dari ruang ICU, Rio terkapar lemah tak berdaya di atas kursi rodanya.
"RIO!" teriak Liona membuat mereka yang sedari tadi tertunduk menatap lantai pualam mendongak. Menoleh menatap Rio yang sudah menutup matanya.
"RIO!" ucap mereka tak kalah panik.
Liona menjadi yang pertama menghampiri Rio, menepuk-nepuk pipi sahabatnya, derai air mata tak lagi dapat dia bendung.
"Rio, Rio bangun. Jangan buat gue panik, Rio. Gue mohon! Cukup Lion! Cukup dia yang buat gue hampir gila!" ucap Liona parau.
Jangan lagi! Dia tidak ingin menghadapi situasi yang sama terjadi pada Rio.
Baru saja dia keluar dari lubang buaya, apa sekarang dia harus masuk ke lubang singa? Mengapa mereka tidak mengubur Liona hidup-hidup?
Perlahan sayatan luka kembali terbuka, orang yang sama penyebabnya.