Mengabaikan dua pria yang sedang berjuang menahan sakitnya, Gio pria itu tengah termenung di keheningan malam rooftop kamarnya.
Memikirkan banyak hal dalam satu kepala yang sebenarnya tidak ingin memikirkan apapun.
Tapi, sayangnya isi kepala Gio selalu bertolak belakang dengan isi hatinya.
"Shit! Kenapa sih kepala gue harus seberisik ini!" keluhnya.
Langit malam yang penuh dengan bintang gemintang dianggap sebagai bentuk lukisan klasik yang tidak dapat memikat hatinya.
Dia mulai lelah memikirkan banyak hal yang terus berkecamuk di kepala. Seakan tidak ada lagi pembahasan yang menarik untuk dia pikirkan.
Rumah besar bagaikan istana, sebuah tempat dimana Gio terpenjara di dalam. Hatinya dipenuhi kebencian. Sampai detik ini dia belum bisa berdamai. Sangat sulit untuk melupakan kisah itu juga fakta yang membuat Gio semakin marah.
"Udah Gio! Gak guna juga lo mikirin masalah itu. Gak akan pernah selesai!" gerutu Gio untuk kesekian kalinya.