"Arkan," ujar Papa Rio setelah keempat sahabatnya pergi membeli makanan.
Koridor di depan ruang rawat Rio, sepi. Mereka berdua bisa berbicara dengan mudah tanpa khawatir ada yang akan mendengar.
Hembusan napas panjang terdengar, Arkan menoleh setelah meyakinkan dirinya. Dia tetap harus bersikap sopan santun pada Papa Rio yang usianya jauh lebih tua dari dia.
Walau tidak dipungkiri dalam hatinya Arkan menyimpan kekesalan terhadap tindakan Papa Rio yang selalu meminta bantuan pada Liona saat kondisi Rio drop.
"Ada apa Om?" tanya Arkan. Dari nada bicaranya terdengar jika Arkan tidak suka dengan Papa Rio.
Mau tidak mau Papa Rio maklumi tindakan Arkan. Berikut sifatnya yang menjengkelkan.
Papa Rio seolah pengemis yang meminta uang receh pada pejalan kaki. Dia mengabaikan posisi dan kedudukannya, demi Rio apapun akan dia lakukan.