"Ada keluarga yang bernama Liona?" panggil suster untuk yang kesekian kalinya.
Liona yang telah selesai berbicara dengan dokter Fiko, beranjak berdiri dan mendekat pada suster berseragam putih yang sedang berdiri di depan pintu ruang rawat Rio, "Saya sus," jawab Liona.
Suster itu lantas menatap wajah Liona, tersenyum simpul dan mengeser tubuhnya, memberikan ruang untuk Liona masuk, "Mari," ajak suster itu.
Sebelum masuk Liona terlebih dahulu menoleh pada Arkan. Anggukan kelapa yang diberikan Arkan membuatnya jauh lebih tenang. Dia lantas masuk bersama suster yang tadi memanggilnya.
Pintu ruangan kembali ditutup. Mereka yang tidak diperbolehkan masuk hanya bisa menunggu. Duduk di kursi panjang, harap-harap cemas.
Di dalam Liona dengan jelas bisa melihat wajah Rio.
Pria tampak sedang tidur, tapi mulutnya masih saja berbicara.
"Dia gak tidur. Dia nunggu kamu dari tadi. Saya pantau dari sini," jelas suster itu.
