Tiga pria dan satu wanita duduk melingkar di teras belakang rumah. Awalnya mereka hanya berbincang ringan, lama kelamaan mulai berat terutama saat Arkan menjelaskan kondisi kesehatan Rio.
"Terus Liona gimana?" tanya Bunda.
Dari matanya Bunda tampak sangat khawatir dengan kondisi Liona, bukannya fokus dengan kondisi Rio.
Ayah juga, hanya Papi dan Arkan yang tampak santai-santai saja.
Arkan sempat diam lalu berbicara kembali, "Ya gitu deh Bun. Sedih, nyalahin diri dia sendiri. Arkan sempet takut juga. Soalnya Liona minta turun di jalan dekat danau. Takutnya dia nekad!" jelas Arkan.
Mata Bunda membulat sempurna. Itu yang dia takutkan selama ini. Hal yang sama mungkin akan terjadi jika Liona tahu Lion mengidap penyakit yang sama seriusnya dengan Rio.
Ayah juga diam. Dalam kepalanya tentu dia khawatir kejadian itu terulang pada Liona dan mungkin akan lebih parah. Tapi, apa yang dia bisa perbuat. Demi sang putra dia harus menutup mulutnya rapat-rapat.
