Tawa Gio menggelegar di bagian luar cafe, Arkan sampai mengernyit kebingungan.
Ada yang lucu? Bagian mana yang lucu?
"Gak usah ketawa! Ngeri gue dengernya. Takut tuli dadakan!"
Ejek Arkan, dia bukan hanya bingung, kesal tentu. Kenapa Gio harus tertawa disaat Arkan sedang serius.
"Abisnya lo lucu. Gue gak percaya dia adik lo, setelah lo kelabakan kayak gini. Adik dari mana lagi! Lo kan yatim piatu! Aneh!" sahut Gio.
Jangan lupa, dia sahabat Arkan. Sebelum masalah menimpa keluarganya dia tahu kehidupan Arkan.
Tujuannya hanya ingin menghancurkan kekuatan Prasetya. Pengusaha terkenal di kota ini.
Selain itu dia juga ingin menjadi pemilik kekayaan keluarga itu. Tidak lebih selain melampiaskan dendam dalam hatinya.
Tapi, karena Gio sibuk dengan masalahnya dia jadi tidak mengupgrade informasi lagi mengenai perkembangan balas dendam Arkan.
Gio yakin sahabatnya ini bisa melakukannya dengan baik dan tidak menerima bantuan dari siapapun.
"Gue serius Gio!" tegas Arkan.
