Dengan menumpang taksi Liona kembali pulang ke rumahnya. Dia membiarkan rasa sakit dalam hatinya meredam amarah. Walaupun itu tidak dapat membantu banyak.
Supir taksi sempat heran melihat seorang gadis berseragam SMA dengan kaki kanan yang dibalut kain juga kening yang dibalut perban.
Dia sempat menduga jika penumpangnya ini korban tabrak lari atau korban perundungan.
"Maaf, adeknya gak papa?" tanya supir taksi saat Liona masuk dan duduk di jok belakang.
"Enggak Pak," jawab Liona singkat.
Supir taksi akhirnya mengangguk dan bersedia mengantarkan Liona ke alamat yang dituju. Tapi, di tengah jalan,
"Pak! Belok kiri aja. Saya mau mampir dulu!" ucap Liona.
Pak supir kembali mengangguk. Patuh dan langsung belok kiri.
"Ini mau berhenti di mana ya de?" tanya pak supir.
"Itu! Di sana aja!" jawab Liona. Jari telunjuknya menunjuk ke arah danau yang sepi.
Danau yang letaknya tidak jauh dari rumah Liona. Danau yang biasanya ramai dikunjungi warga lokal setiap weekend.