Semuanya diam membisu, tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui ruang rawat Rio.
"Lo tahu dari mana emang si Rio di rawat di sini?" tanya Bagas.
"Dari surat sakit dia lah!" jawab Liona.
"Gue jalankan tahu ruang rawat Rio, ruang rawat gue sendiri aja gue gak tahu," sambung Bagas.
Hembusan napas panjang jawaban yang Liona berikan.
Jadi, dia harus mencari tahu sendiri di mana Rio di rawat. Okey, gak ada masalah. Dia bisa kok.
"Lo mau ke mana?" tanya Arkan.
Tangannya refleks mencekal lengan Liona.
"Gue mau cari Rio lah. Tinggal tanya di meja resepsionis, terus nanti dapet deh nomor kamar dia. Kan gue udah jenguk Bagas dan ya itu kondisinya. Jadi gue gak penasaran lagi!" tutur Liona.
Dagunya sesekali menunjuk Bagas, setidaknya dia sudah tahu jika kondisi Bagas baik-baik saja.
Nah, untuk Rio. Jalankan kondisinya penyebab dia di rawat saja dia belum tahu.
"Tega banget sih lo, Li. Yaudah sana!" balas Bagas kesal.
Bibirnya tertekuk ke bawah, matanya juga menyipit.