Suasana restoran yang ramai di lantai satu sama sekali tidak bisa mengusir ketegangan yang terjadi di meja paling pojok lantai dua yang hanya terisi sebagian.
Aneka hidangan yang sengaja Mami pesan untuk Liona dan Papi hanya hidangan yang teronggok tanpa ada niatan sedikitpun untuk menyentuhnya.
Justru Liona kembali memesan makanan yang dia inginkan. Makanan kesukaan Arkan juga minuman kesukaannya.
Baik Liona, Papi maupun Arkan sampai detik ini belum membuka suaranya.
Tiga puluh menit berlalu tapi, tak kunjung ada yang mau memulai percakapan.
"Silahkan di makan," ucap seorang pelayan yang baru saja meletakkan makanan pesanan Liona.
"Terima kasih," ucap Liona.
Pelayanan itu mengangguk, sedikit kebingungan dengan meja yang penuh dengan makanan tapi, belum ada yang dimakan.
"Permisi," pamit pelayan itu setelah melihat kondisi meja makan yang dipesan pelanggannya ini.
