Baru saja Arkan dan Papi masuk ke dalam rumah. Liona ternyata sudah menunggu di meja makan.
"Lama banget! Aku sampe kelaparan ini!" gerutu Liona.
Pakaian seragamnya sudah berganti dengan pakaian rumahan. Jilbabnya juga.
"Maaf Li," sahut Arkan.
Dia lantas bergegas berjalan mendekati Liona mendahului Papi yang lebih dulu menyimpan tas kerja di sofa ruang keluarga dan menyimpan kunci mobil di meja dekat pintu.
"Papi sama Kak Arkan ngomongin apa di mobil?" tanya Liona curiga.
Jangan bilang mereka ngomongin Liona. Atau sengaja menyembunyikan sesuatu dari Liona.
Awas aja kalau iya. Dan Arkan! Harusnya kan dia jadi sekutu Liona. Dia kan kakak Liona milik Liona. Jadi dia harus berada di kubu Liona bukan Papi.
"Enggak. Cuma bahas sekolah kakak aja. Kamu negatif thinking mulu," sahut Arkan.
Membiasakan diri dengan memanggil Liona kamu aku daripada lo gue, kan kayak gimana gitu. Tapi, kalau nanti kelepasan gak papa sih. Cuma sekarang dikondisikan saja.