Lenggang,. yang tadinya ramai sekarang sepi. Setiap mulut terkunci menanti jawaban apa yang akan diberikan Papi.
"Pi!" tegur Liona.
Papi masih fokus menyetir, hanya dia bingung harus menjawab apa.
"Kita ngobrol di rumah aja ya. Papi harus fokus nyetir," sahut Papi.
Selain takut tidak fokus menyetir dia juga takut Liona dirundung kecewa.
Papi hanya ingin melindungi Liona, jadi sebisa mungkin dia tegar dalam menceritakan hasil persidangan.
Mobil melaju perlahan, selain karena arus lalu lintas yang ramai, Papi juga sengaja menurunkan kecepatan mobil. Mengulur waktu sambil menyiapkan mental.
Liona diam, memperhatikan jalanan dari balik kaca mobil. Arkan juga sama, dia tidak bisa membantu Liona. Dia hanya bisa berharap semoga semua masalah ini segera selesai.
Bagas, terpaksa dia harus membungkam mulutnya. Ini bukan saatnya dia bercanda. Bapak dan anak ini tengah dilanda masalah. Jadi lebih baik diam, menjaga perasaannya sendiri.