Saat kakinya baru menginjak lantai kelas, Liona sudah mendapatkan kejutan dengan Bagas, Lion dan Rio yang menghadangnya. Tak lupa tatapan mereka yang tajam, sarat akan menuntut jawaban.
"Kenapa kalian?" tanya Liona bingung.
Ada-ada saja kelakuan tiga sahabatnya ini. Bisa-bisanya Liona di hadang seolah dia penjahat yang baru saja tertangkap basah saat sedang beraksi.
"Jelasin! Apa yang Bagas bilang itu bener?" tanya Rio tajam.
"Bagas bilang apa emangnya?" tanya Liona santai.
Santai bro! Gak usah ngegas. Lagian Liona gak akan diculik sama si Arkan.
"Dia bilang kamu nolongin Kak Arkan, sampe bawain dia sarapan. Apa itu benar?" tanya Lion.
Lihat! Mata pria itu kini menatap Liona seakan hendak menelannya bulat-bulat.
"Iya," jawab Liona singkat padat dan jelas. Eksepsi wajahnya datar, biasa saja. Emang apa yang harus diributkan? Tidak ada! Gak usah heboh gitu! Itulah kiranya artinya raut wajah Liona saat ini.
"Kenapa harus kamu?" tanya Lion.