Pagi ini Bagas absen dari tumpangan gratisnya, kebetulan kedua orang tua Bagas hendak pergi meeting ke sebuah cafe yang letaknya tidak jauh dari sekolahnya.
Jadi pagi-pagi dia mengabari Liona bahwa hari ini dia absen. Dan tentunya Liona yang diantar Papi.
"Belajar yang rajin ya Li. Hati-hati, jangan jajan sembarangan," peringat Papi.
"Iya Papi," sahut Liona sambil menyalami tangan Papi.
"Yaudah Papi berangkat ya, assalamu alaikum," pamit Papi.
Liona balas menganggukkan kepalanya. Melambaikan tangan ke arah mobil hitam yang dikendarai Papi.
Setelah mobil itu menghilang di kelokan jalan, Liona bergegas melangkah masuk ke gerbang sekolah.
Dua pria yang bisa Liona pastikan pengurus OSIS, tengah berdiri di depan pintu gerbang. Salah satunya Arkan.
Sedari awal Liona turun dari mobil sampai masuk ke gerbang tak pernah lepas dari sorot mata tajamnya.
Dalam hati dia iri dengan apa yang Liona rasakan, seharunya Arkan juga mendapatkan hal yang sama.
"Lo kenapa bro?" tegur Bara.