"Sana! Balik ke temen-temen kamu. Udah istirahat ini. Hukuman kamu berakhir!" ucap Arkan.
Padahal Liona sama sekali tidak mendapatkan hukuman. Dia hanya diam menunggu bel istirahat berbunyi, selebihnya dia tidak melakukan banyak hal.
Selain duduk, sembari bertanya-tanya, "Ada apa dengan kakak tingkatnya ini? Apa dia benar-benar mengetahui seluk beluk kehidupan Liona? Tapi, dari mana dia tahu? Bukankah selama di bangku SMP Arkan dan Liona tidak akrab? Jalankan akrab, bertegur sapa saja jarang!"
"Tunggu!" ucap Liona sambil mencekam erat lengan kanan Arkan.
Sontak langkah kaki Arkan terhenti, tatapan matanya yang teduh tertuju ke genggam tangan Liona yang berada di lengannya.
"Aku perlu jawaban!" ucap Liona.
"Untuk?" balas Arkan santai dan terkesan tidak peduli dengan apa yang Liona inginkan.
"Yang tadi, Kak Arkan emang tahu kehidupan Liona? Kok bisa?" tanya Liona lagi.
Arkan diam tatapan kini beralih pada sorot mata Liona yang penuh akan tanya.