Tepat pukul delapan malam, mobil yang dikendarai Ayah menepi di garasi rumah Liona.
Setelah mengisi perut di salah satu restoran favorit Liona, mereka sengaja tidak bergegas pulang, melainkan menikmati indahnya malam yang penuh dengan bintang.
"Om, Bagas pamit ya. Makasih buat liburannya, makan, nginep semuanya deh. Nanti kalau ada tagihan list aja, terus minta uangnya ke Papa Bagas," celetuk Bagas asal.
Sontak tawa menggelegar keluar dari mulut Liona. Satu candaan dari Bagas selalu berhasil membuat dirinya tertawa. Gak lucu banget sih! Tapi buat ngocok perut mah okey lah.
Sedangkan Lion, Ayah dan Papi hanya membalasnya dengan menggelengkan kepala heran. Ada-ada saja anak tetangganya ini.
"Kamu lulusan pondok atau stand up comedy sih, Gas?" tanya Bunda polos.
"Lulusan rahim Mama Bun," sahut Bagas asal tanpa dosa.
"Hus! Udah sana pulang. Kayaknya tadi kamu salah makan Gas. Jadi mending kamu angkat kaki. Takutnya makin geser saraf otak kamu," celetuk Ayah.