"Ma, tolong Evan, Ma...," ucap Evan ketakutan dengan suara lirih nyaris tak terdengar. Pria itu masih betah meringkuk di sebelah nakas dengan lampu yang ia matikan.
Nyonya Bagasditya tentu panik mendengar ucapan anaknya. Sudah satu minggu ini Evan meminta dirawat di rumah dan baru kali ini anaknya mau berbicara.
"Kenapa, Nak? Kamu butuh sesuatu? Ngomong, biar Mama ambilkan," tawar sang ibu.
Evan mendongak dengan wajahnya yang tampak sembab. "Aku mau pergi jauh, aku takut di sini. Reyner nggak akan diem aja, Ma. Dia pasti ada rencana buat bunuh aku karena aku sudah hancurin hidup dia. Aku sudah bikin Celine pergi. Kirim aku ke tempat yang jauh, Ma!"
Nyonya Bagasditya terkejut dengan permintaan sang anak. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya ia juga ketakutan jika sampai Reyner nekat melukai kakaknya. Wanita tua itu mengerti betul bagaimana watak anak-anaknya.
