"Celine mau Bunda pindahin ke Kanada. Biarin dia memulai hidup baru di sana. Kalau perlu biarin dia menetap, Bunda bakalan belikan rumah dan ikut pindah ke sana."
Arevan langsung menengok ke arah ibunya. "Nggak boleh, aku nggak suka hidup di luar negeri," protesnya.
"Nggak ada yang nyuruh kamu ikut, Revan," sahut Malvin sembari terkekeh geli.
"Nggak bisa gitu, Mas. Aku yang bawa Celine kemari, aku yang harus tanggung jawab! Masak iya mau aku lepasin gitu aja?" seru Arevan tidak terima.
Malvin menarik sang adik agar menghadap tepat di depan wajahnya. "Yakin, alasannya cuman karena itu?" tanya Malvin sambil menatap tepat ke netra adiknya. "Nggak ada alasan yang lain lagi, gitu?" tuduhnya.
Arevan membalas tatapan kakaknya. "Emangnya boleh, kalau ada alasan lainnya?"
Malvin melepaskan tangannya dari bahu sang adik. "Pembahasan ini kita tutup. Panggil anak-anak kamu, udah waktunya makan malem."