Reynard mengusap-usap puncak kepala Retta, dia berharap kalau Retta tertidur, karena dia tidak ingin melihat Retta yang menahan perih itu.
Dia merasa kalau dengan tertidur, bisa membuat dia sedikit tenang saat melihat Retta, karena tidak terlihat kalau Retta meringis.
"Tidur aja ya," pinta Reynard dengan begitu lembut. Tatapan mata Reynard tidak bisa dibohongi, kalau dia begitu mengkhawatirkan Retta.
Retta memperhatikan balik Reynard. "Gue gak papa, lo gak perlu sekhawatir ini." Dia merasa baik-baik saja.
Kepala Reynard menggeleng, dia tidak setuju dengan apa yang sudah Retta ucapkan, karena baginya hal tersebut sudah bukan merupakan hal yang biasa.
"Kalau lo gak tega liat dia seperti itu, kenapa lo tega untuk terus mengabaikan dia saat dia minta maaf?" tanya Rey Putra dengan menggunakan nada bicara yang cukup datar.