Ilona kembali menunduk ke bawah. Ia menatap kedua kakinya, sembari memainkan jemarinya.
Benar-benar sangat gugup untuk berbicara, karena ketika mulut hendak terbuka, tiba-tiba saja Ilona tidak merasa yakin dengan apa yang hendak dikatakannya tersebut.
Cantika menunggu Ilona untuk membuka suara dengan sabar. "Ada apa sayang? Kamu mau bicara apa? Katakan saja."
Ilona berdehem. "Ilo sudah bertemu dengan semua orang yang merupakan bagian keluarga ini, tapi entah kenapa ... hati Ilo seolah merasakan ada satu orang lagi yang menunggu."
Cantika seketika langsung teringat dengan seseorang yang memang sudah lama berada di hati anaknya itu. Namun, apa memang benar itu orangnya?
"Mungkin itu hanya perasaan kamu saja, Nak." Cantika mengelus lembut pundak dari Ilona.
Ilona sendiri tengah melamun, dan tetap memainkan jemari-jemarinya. Perasaannya sekarang ini sangat aneh, karena seolah ada satu orang yang ingin sekali ditemuinya.
Namun, masalahnya orang itu siapa?
"Auh! ibu!"