"Non, kita sudah sampai di rumah," ucap supir pribadi dari Lavanya.
Lavanya mengedipkan matanya dan buliran bening kini terjatuh. Ia tidak bisa tegar, setiap kali mengingat masa lalunya yang terasa menyakitkan.
Apalagi saat mengingat semua kenangan bersama Delvin, di detik itu juga merasakan kehancuran. Dan ditambah dengan lontaran kata yang membuat hatinya semakin ngilu.
Mengusap air matanya, dan memasang senyum palsunya. "Ah, sudah sampai Pak?"
"Iya, Non. Kita sudah sampai dari tadi, hanya saja saya tidak berani untuk memberitahukan karena ... Non Ava tengah melamun."
"Maaf ya, Pak. Terima kasih sudah mengantarkan saya," ucap Lavanya, sembari tangan terulur untuk mulai membuka pintu mobil.
Turun dari mobil mewahnya dan sekarang melihat sebuah rumah megah. Lavanya mulai masuk ke dalam sana dengan langkah yang begitu anggun, dan mengambil tempat duduk di gazebo yang ada di taman.