Sebelum mengambil keputusan untuk menghubungi Ilona, Delvin sudah berpikir ribuan kali hingga akhirnya memberanikan diri seperti itu. Tentu saja dengan harapan ada kepastian yang jelas dari hubungannya yang kandas itu, misal bisa kembali mengulang kisah.
Namun, saat tengah menghubungi Ilona mendengarkan suara tawa, Delvin tidak menggubrisnya hingga kemudian terdengar rentetan kalimat begitu jelas.
[Lavanya? Sedang apa kamu di sana?] Delvin geram sekali ketika mendengar suara dari Lavanya yang tengah merendahkan dirinya. [Bisa tidak kamu jangan menganggu hubungan kami lagi? Tidak ada jeranya juga ya, kan kemarin sudah aku bilang ... kalau aku lebih memilih Ilona.]
Lavanya di sana tertawa untuk menanggapi omong kosong dari Delvin. [Hello! Saya tidak butuh menjadi pilihan dari hidup anda, dan lagi pula ... bisa tidak menjauh dari kehidupan Ilona? Kamu itu sudah tidak ada hubungan apa pun berani sekali menganggu ketenangan hidupnya.]