Setelah aku kembali membuka mata, fakta demi fakta yang amat menyedihkan menyerangku satu per satu. Semuanya bagaikan mimpi buruk yang seharusnya tidak pernah terjadi.
Aku tidak tersadar dalam tubuhku sendiri. Kesadaranku telah pindah dan merasuk ke dalam diri Azfar, si serigala berekor tiga. Dari sudut pandangnya pula, aku dapat melihat apa yang telah terjadi pada Desa Kucing Mistis.
Mengerikan.
Rupanya, setelah pertarungan antara aku, Oz, dan Azfar melawan Gafas dan para pasukannya, desa itu benar-benar hancur. Kerusakan parah ada di mana-mana, hingga tempat-tempat di dalamnya tidak dapat dikenali lagi.
Aku tidak bisa melupakan jeritan, ratapan, dan segala macam kekacauan yang penduduknya alami. Mereka tampak menderita dan harus berjuang keras untuk sekadar bertahan hidup. Sedangkan aku, di sini, malah berharap kematian datang sesegera mungkin. Berharap malaikat maut mencabik daging serta mengoyakkan jiwaku menjadi bagian-bagian kecil.