Setelah mengambil setengah dari bulu tersebut kami semua membalikkan badan dan melihat wajah Caliber sangat marah saat melihat Slime yang bersama kami.
"Aku adalah petaka yang membunuh anak-anakku!" gumamnya.
"Apa yang kau katakan?" tanya Lili karena merasa tidak suaranya cukup tidak jelas.
Apa yang dia maksud Slime bukan bulu itu? Rambutnya mulai bergerak layaknya ular, tapi jika di perhatikan lebih mirip akar yang memiliki kesadaran.
Saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan pertarungan karena tempat ini adalah Dungeon, jika dia mengamuk maka tidak menutup kemungkinan tempat ini akan runtuh.
"Lebih baik kita—"
Tiba-tiba tangannya sudah berada di depanku, dengan refleks aku memukul tangannya cukup kuat hingga membuat seluruh tangannya terlepas dari tubuhnya.
"Dengarkan aku berbicara terlebih dahulu," gumamku.
Dia pun terdiam.