"Apa yang terjadi?" tanya Xielan dari atas teras rumahnya yang megah.
Seorang pria keluar dengan pakaian tidur transparan datang memeluk dengan mesra perut Xielan, sedangkan kami sudah hampir muntah karena adegan ini.
Kami berencana untuk menetap sementara waktu di kediaman Xielan guna mencari di mana keberadaan dari bagian permata putih Aya.
"Lampu pemancar pecah Nona!" jawab salah satu penjaga dari bawah.
Karena bukan masalah besar baginya dia langsung menyambar pria itu dan melanjutkan kesenangan mereka. kami mengendap-endap masuk ke dalam sembari menunggu mereka selesai.
Dalam menanti kami diiringi nyanyian Xielan dan prianya di atas kasur, tentu saja kami mengabaikannya dan memilih untuk menonton para penjaga yang memperbaiki lampu.
Setelah selesai sang pria tertidur pulas sedangkan Xielan bangun dan keluar kamar, saat dia hendak menutup pintu aku mengeluarkan sehelai bulu sebagai penahan agar pintunya tidak tertutup rapat.