Seorang berdiri di depan kedai yang masih tertutup, dia terus menunggu dan menggigit jarinya. Entah apa yang ia tunggu tapi dia mencurigakan, siapa lagi kalau bukan aku.
"Haa, ke mana mereka aku sudah tidak sabar," keluhku.
Karena terlalu penasaran aku datang ke kedai Safira pukul enam pagi dan kedai ini masih dalam keadaan tertutup. Safira juga sepertinya tidak ada di rumah.
Aku menunggu terus menerus hingga Safira sang pelayan datang menemuiku.
"Nona Lisa, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Safira.
Aku bingung menjawabnya karena jika aku jujur padanya itu akan sedikit memalukan bagiku.
"Untuk sekarang kita masuk terlebih dahulu," ajak Safira.
Di dalam terdapat kedua orang tua dari Safira yang sedang memasak masakan untuk kedainya nanti. Seperti daging, sup, dan kudapan lainnya.
"Oh hy! Apa kau teman Safira?" sapa Ibu Safira.
Aku melirik Safira.
"Iya Ibu dia temanku dan dialah yang aku ceritakan," jawab Safira.