Kami memutuskan untuk kembali ke desa. Tapi, saat di desa para nelayan mengisyaratkan kami untuk tenang. Saat kami mendekati tempat Kakek itu ternyata terdengar suara perdebatan antara Rose dan sang Kakek.
"Sampai kapan kau akan menjadi pengecut seperti itu, kek? Kau sudah membuat kami terkurung di sini sekian tahun tanpa memiliki rumah yang bagus dan lain-lainnya. Apa memang ini yang kau inginkan?" hardik Rose.
Aku menyela kumpulan manusia dan mendapati sang Kakek memejamkan mata tanpa mau mendengarkan Rose.
"Jika kau bersikeras untuk melakukan kelakuan konyolmu ini aku akan keluar dari desa ini!" Kemudian Rose keluar.
Saat melihatku dia langsung menarikku ke gubuknya.
Aku mengangkat lima jariku untuk menghentikan langkah Farto yang ingin mengikutiku dan menyuruhnya untuk mengulik alasan di balik perdebatan mereka.
Farto mengangkat jempolnya dan masuk ke dalam sembari membawa Bakkum.
Bruak!
Rose membanting pintunya dan duduk dengan wajah yang menyusut.
"Ada apa?" tanyaku.