"Sepertinya kau tahu cara memuliakan tamu," ucapku.
"Tentu saja! Hahaha, Nona bercanda," jawabnya.
Kemudian dia duduk kembali tapi kali ini dia duduk di lantai sebagai tanda penghormatan padaku.
"Hmm, ini cukup menyenangkan," batinku.
"Hera, wajahmu berubah menakutkan," ucap Lavanya.
"Jadi, siapa yang ingin Nona bunuh?" tanya pria itu.
"Eee! Dia langsung mengatakan hal mengerikan padaku," batinku terkejut.
"Hmm, itu menarik tapi jika pembunuhan aku dapat membunuh siapa saja dengan tanganku sendiri, " jawabku.
"Sepertinya agensi Nona lebih kuat dari agensiku," ucapnya.
"Agensi? Apa itu? Sebuah makanan?" batinku panik dengan perkataannya yang mulai membuatku bingung.
"Sebelum itu selamat datang di agensi Toyur. Namaku Farto baron, aku adalah pemilik agensi ini. Siapa namamu Nona?" tanya Farto.
"Panggil aku Lisa," jawabku.
Dia langsung mengingat-ingat namaku.
Kemudian dia sepertinya menunggu perintah dariku. Pria ini layaknya preman, tapi sepertinya dia dapat di andalkan.