Chereads / Tiba-tiba cinta / Chapter 26 - Bab 26

Chapter 26 - Bab 26

Cincin masih tersisa 34 lagi. Bara menyimpan cincin tersebut dilaci meja tidurnya, setiap hari dia selalu melihat hasil karyanya sebelum pergi untuk belajar dan bekerja.

"Veggie burger dan cade latte ,"Bara menyuguhkan pesanan tersebut pada sang pelanggan wanita.

"Terima kasih..." si pelanggan melihat dan membaca namanya "Bara," "Panggil saya kalau anda masih membutuhkan pesanan lain," kata Bara sopan. Setengah jam kemudian, Bara menerima tips dari pelanggan wanita itu.

"Terima kasih," ucapnya. Tiba-tiba wanita itu menyodorkan selembar kertas putih.

"Nomor teleponku," katanya. "Namaku Michelle telepon aku kapan-kapan." Bara tersenyum dan memberikan kembali kertas tersebut pada wanita itu.

"Maaf aku tidak bisa menerimanya."

Michelle mengganguk mengerti.

"Kau sudah punya seseorang?"

Bara hanya tersenyum tanpa menjawab. "Baiklah ," kata Michelle, lalu mengambil kertas yang ditulisnya dan keluar dari kedai. Saat Bara duduk beristirahat dimeja kasir, Mike mendekatinya.

"Aku sudah sering melihatmu menolak nomor telepon para wanita"

Mike menggelengkan kepala.

"Kau punya pacar?" Bara menggeleng.

"Tidak."

"Kalau begitu, kenapa kau tidak menerima salah satu dari mereka ?" Mike menepuk pundak Bara perlahan. Bara memandang Mike dengan tatapan sedih.

"Hatiku belum siap menerima seseorang" Mike tertawa perlahan

"Masih belum bisa melupakan cinta pertamamu ? Tidak ada salahnya kau mulai bertemu dengan wanita lain, siapa tahu salah satu dari mereka bisa menyembuhkan luka dihatimu."

Bara tertawa mendengar nasihat Mike ."Cinta pertama? aku tidak tahu apakah itu cinta pertama atau bukan, tapi aku tidak bisa melupakannya."

"Kau benar-benar menyukainya, ya?" Mike melihat mata Bara bersinar sedih saat membicarakan orang yang disukainya.

"Aku baru menyadari aku menyukainya setelah orang itu pergi," kata Bara penuh penyesalan.

"Aku bahkan tidak tahu apakah dia menyukaiku atau tidak ,"

"Apakah dia ada di sini juga?" tanya Mike penasaran. Bara menggeleng.

"Aku tidak tahu dia di mana sekarang."

Mike mendesak "Sebaiknya kau mencoba melupakannya"

"Aku rasa aku tidak bisa melakukannya."

Bara tersenyum sedih mengenang masa lalunya. "Dia membantuku mengejar impianku."

"Ah...." Mike mengangguk "Apakah dia cantik ?" Bara tertawa mendengar komentar Mike.

"Tidak," benak Bara mengingat wajah Dinda.

"Tapi dia cantik dimataku aku tidak tahu apakah suatu saat nanti aku bisa melupakannya atau tidak. Tapi saat ini aku tidak ingin memulai hubungan dengan seseorang, tidak akan adil bagi wanita itu kalau hatiku tidak bersamanya"

"Bagaimana dengan istrimu, Mike ? Aku dengar kau sudah menikah lebih dari dua puluh tahun ," Mike tersenyum.

"Cinta pada pandangan pertama. Aku tidak pernah bersama wanita lain selain dengannya."

"Wah, aku benar-benar iri padamu, Mike ."

Bara tersenyum "Aku harap aku bisa sepertimu."

Mike tertawa lebar, tapi sesuatu tampak ganjil tiba-tiba tawa Mike terhenti dia memegang dada kirinya lalu jatuh pingsan di lantai.

Bara berlutut disamping tubuh Mike para pelayan dan pelanggan yang melihat kejadian tersebut segera untuk mendekati mereka, Bara menatap salah seorang pelayan dan memerintahkan dengan tegas. "Telepon 911!"

Bara melepaskan dasi Mike dan melonggarkan kearahnya. Dia mengecek denyut nadi dileher Mike dan tidak menemukannya. Bara memiringkan kepala Mike perlahan dan mengangkat dagunya. Dia memberikan napas buatan melalui mulut Mike dua kali. Lalu telingannya mencoba mendengar napas Mike kembali. Tapi tidak ada bunyi napas. Bara menyilangkan kedua telapak tangannya di dada Mike dan mulai menekanya.

"Satu..dua..tiga..empat..lima.." Bara menghitung dalam hati

"Ayolah, Mike bernapaslah ...satuu..dua..tiga...empat..lima.." Bara menekan dada Mike. Bara terus-menerus menekan dada Mike tanpa henti.

"Ayolah, Mike bernapaslah ."

tak berapa lama kemudian Mike terbatuk, Bara bernapas lega.

"Kau akan baik-baik saja, Mike teruslah bernapas perlahan." Tim paramedis tiba tak lama kemudian dan memberikan bantuan setelah itu Mike dibawa dengan ambulans. Sepulang kerja Bara pergi kerumah sakit untuk menengok Mike. Bara melihat Mike ditemani istrinya yang terlihat lega bercampur sedih, karena Mike sudah bisa tertawa dan bercanda.

"Hai, Mike." Bara masuk ke kamar tempat Mike dirawat dan meletakkan buah yang dibelinya dimeja samping tempat tidur.

"Bagaiamana keadaannya?"

"Bara ....!" seru Mike gembira.

"Aku baik-baik saja sekarang. Oh iya kenalkan ini istriku.Carrie.

"Bara tersenyum

"Hai, Carrie."

"Terima kasih telah menyelamatkan suamiku," ujar Carrie yang sambil menggengam tangan Bara.

"Sama-sama ," jawab Bara. "Paramedis bilang kau melakukan CPR (Cardiopulmonary Respiratory/napas buatan dengan baik."

Mike menekan tombol untuk meninggikan ranjangnya

"Kau masuk kuliah kedokteran?"

Bara tertawa perlahan "Tidak," Mike memandang Bara dengan pandangan berbeda "Kau belajar apa?" "Gemologi " kata Bara

"Perhiasan" jelas Bara setelah melihat wajah Mike yang merasa kebingungan.

"Perhiasan?" ungkap Mike tidak menyangka kau pernah berlatih CPR sebelumnya? para pelayan lain bilang kau terlihat seperti sudah terlatih melakukannya."

"Aku sudah berlatih melakukan CPR sejak berumur dua belas tahun," Bara memberi penjelasan "Ayah dan ibuku dokter mereka berharap aku masuk kedokteran juga. Tapi aku tidak bisa melakukannya aku sangat menyukai perhiasan."

Carrie menggenggam tangan Bara.

"Aku yakin orangtua mu akan mengerti hidupmu adalah pilihanmu."

Bara berharap seandainya papa bisa pengertian seperti Carrie "Ibuku mengerti, tapi ayahku..yah, dia masih perlu diyakinkan ." Mata Carrie melembut

"Bagaimana kalau kapan-kapan kau ikut makan malam di rumah kami?"

Musim gugur kini berganti menjadi musim semi, Bara sudah menyelesaikan hampir semua mata kuliah perhiasan yang diinginkannya hanya tinggal tersisa satu atau dua mata kuliah pilihan. Rancangan-rancangan perhiasannya telah menjadi bagian dari koleksi musim gugur Julien pada tahun sebelumnya, Julien sampai kewalahan membuat lebih dari ratusan karya rancangan Bara sesudah pameran. Rupanya rancangan Bara banyak diminati warga Paris, terutama kalangan atas. Julien mengatakan karya Bara terlihat sangat elegan, sederhana tapi memiliki nilai klasik mungkin ketiga kombinasi itu membuat para pelanggannya tidak sabar menunggu karya -karya Bara selanjutnya.

Bara masih bekerja di kedai Mike walau mungkin ini tahun terakhirnya bekerja disana. Malam harinya, Bara membuka laci tempat tidurnya dan membuka kotak cincin bintangnya dari hasil tabungannya juga penjualan rancangan perhiasaannya itu, Bara bisa mengumpulkan uang, satu persatu Bara membeli berlian dan sudah ada dua puluh berlian yang mengisi tempat dilima sudut empat bintang.

Tinggal lima belas lagi tiga bintang lagi yang harus diisi. Kuliah Bara kini lebih banyak berpusat di laboratorium GIA di Fith Avenue, disana dia belajar bagaimana membuat gambar sketsa menjadi suatu bentuk yang nyata Bara menyukai setiap detik dia berada disana. Hari ini ketika sampai didepan kelas lab nya, dia melihat pengumuman kontes merancang perhiasan penyelenggarannya adalah perusahaan perhiasan terkenal diseluruh dunia,Tiffany dan Co.

Tema dari rancangan perhiasannya adalah "Back to Nature

"Pemenang pertama dari lomba kontes itu berhak mendapatkan sejumlah uang dan kesempatan untuk magang selama enam bulan diperusahan tersebut" Bara tertarik mengikutinya batas waktu pengumpulan rancangannya satu minggu lagi disalah satu galeri seni New York