Begitu Jasmine muncul di atas panggung, senyum yang tadi muncul telah menghilang.
Tidak ada ekspresi di wajah cantik gadis itu. Dia tampak seperti dewi di musim dingin saat berjalan dengan tenang di antara dua belas lentera. Rambut hitam panjangnya dijepit dengan dengan indah di sebelah kiri, memperlihatkan wajah cerah dan putih, jangan lupakan telinga yang halus.
Anting-anting panjang berantai hitam jatuh dari lubang kecil di telinga ke tulang selangkanya.
Sebagai model pembuka, pakaian Jasmine secara alami sangat penting. Pakaian itu jelas gaya yang otentik tetapi kain yang terbuat dari bulu unta, yang diwarnai hitam murni dilapisi benang perak.
Gaya dan riasan yang sederhana, membuatnya lebih bersinar.
Membuat semua orang yang hadir berpikir bahwa gadis ini adalah seorang bidadari yang berjalan di abad ke 21. Menunjukan aura acuh tak acuh yang tidak dapat digambarkan.
Jasmine berbalik untuk kembali ke belakang panggung dan penonton meledak memberikan tepuk tangan.