Ketika memikirkan itu, Jasmine mengerutkan dahinya dan berkata dengan pelan, "Jika aku masih memberikan dia kesempatan, pria itu bisa masuk jajaran supermodel. Aku tidak bisa menerimanya"
Seo Joon seperti mendengar Jasmine berbicara lalu bertanya, "Jasmine, apa yang baru saja kamu katakana?"
"Tidak ada Oppa, aku hanya bergumam setelah melihat model dan staf yang lalu Lalang," jawab Jasmine sambil menunjukan jari kanan ke sekeliling.
"Oh, kirain aku kamu berbicara apa. Ingat besok kita ke perusahaan. Terus sore harinya … sebentar aku melihat jadwal terlebih dahulu." Ucap Seo Joon dan membuka handphonenya untuk melihat jadwal Jasmine.
Ya, Lee Hyeob mungkin sekarang memiliki kekuatan untuk menjadi supermodel, tetapi Jasmine Kim tidak akan membiarkan pria itu mencapai puncak. Dunia memang seperti alam liar tak berpenghuni, yang kuat akan menjadi pemenang.
Lalu dia harus memberi pelajaran kepada pria itu.
'Kamu dulu bisa memperdaya pemilik tubuh ini, sekarang aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah. Aku bukan Jasmine Kim yang dulu, dia sudah mati ketika memilih untuk bunuh diri, dan aku kembali lagi menjadi Jasmine Kim baru untuk membalasmu, Lee Hyeob.' Katanya dalam hati.
Begitu berada di luar studio Alera Calida di kawasan Cheongdam-dong, Jasmine menghela napas dan menatap langit yang memiliki warna biru cerah menunjukan musim gugur di tahun ini sangat indah. Seo Joon yang melihat perubahan ekspresi Jasmine langsung bertanya, "Jasmine, kamu kenapa? Apakah kamu lelah?"
Jasmine terkejut ketika mendengar ucapan Seo Joon yang menurutnya tiba-tiba dan secara refleks berkata, "Apa?" maklum sebelumnya dia sedang melamun.
Seo Joon tanpa sadar mendekati Jasmine, dia mengangkat tangan kanannya dan menyentuh dahi model kecilnya untuk memastikan apakah dia masih waras atau tidak dan berucap, "Cara kamu merubah ekspresi dari mengerutkan dahi lalu tiba-tiba menyeringai. Itu sangat mencurigakan. Apa yang sedang kamu pikirkan? Apakah kamu lelah? Kalau ia, lebih baik kamu beristirahat kalau dibiarkan tidak baik." Tidak lupa menambahkan, "Apa kita harus pergi ke rumah sakit sekarang?" dengan nada yang cemas.
Setelah beberapa saat terdiam, Jasmine bingung bagaimana harus merespon pria dewasa di depannya. Apakah harus tertawa atau menangis?
"Oppa, aku baik-baik saja, sungguh. Kamu lihat senyum cerah dan wajah cantik ini tidak lelah sama sekali. Aku sedang bahagia." Jasmine berkata dengan percaya diri, tidak lupa menggoda Seo Joon dengan memberikan pose-pose imut di wajahnya.
Yang Seo Joon mengerutkan dahinya dan menunjukan ekspresi tidak percaya, lalu berkata, "Jangan memberiku ekspresi seperti itu! Aku hampir pingsan."
"Dasar anak jaman sekarang, bisa-bisanya menggoda orang tua."
Jasmine yang mendengarnya hanya bisa memutar bola matanya dan menahan tawa.
**
Di sisi lain, pria bertubuh gempal sedang berkata dengan seseorang, "Apakah kamu telah mendengar bahwa Jasmine Kim diangkat sebagai model tingkat dua? Kamu benar-benar memiliki mata yang baik, Albert. Siapa yang bisa mengira gadis kecil itu tiba-tiba mengalami lompatan hanya dalam beberapa hari. Dengan kecepatannya ini, aku takut akan ada lompatan besar hanya dalam waktu satu tahun."
Di luar ruangan, matahari terbenam perlahan mulai tenggelam dibalik gunung-gunung kecil di sebelah barat. Secercah cahaya menerangi awan menuju masuk ke gedung IMG Models yang menjulang tinggi, jangan lupa kaca-kaca besar di gedung itu. Pria yang sedang berdiri di jendela kantornya di lantai paling atas gedung IMG Models sedang berbicara di telepon sambil merapikan pot tanaman yang ditaruh di balkon kantornya.
Daun hijau kecil itu mengalami kemalangan, karena ia hancur setelah tangan pria itu meremas tanamannya, padahal niat awalnya ingin merapikan.
"Aku baru saja melakukan sedikit. Kamu terlalu banyak memikirkannya, Ha-Jun"
Direktur Hubungan Masyarakat IMG Models, Kwak Ha-Jun tersenyum dengan menyebalkan di ujung telepon, "Jika aku mempercayai perkataanmu, IQ yang aku miliki akan sama dengan Yang Seo Joon manager Jasmine Kim. Seo Joon itu, aku tidak tahu apakah dia baik atau buruk untuk Jasmine kedepannya. Haruskah aku membantu gadis itu mengganti manager?"
Tangan Albert Choi yang sedang memegang tanamannya terhenti saat mendengar perkataan Ha-Jun. Setelah berpikir sejenak, pria itu mulai berucap pelan, "Tidak usah mengganti manager. Intuisi yang Seo Joon miliki sangat bagus, dan dia memiliki hubungan pribadi yang baik dengan Jasmine."
"Oke. Tapi … IQ yang dimiliki Seo Joon tidak tinggi, dia bisa menjadi batu sandungan bagi gadis itu." Kata Ha-Jun lagi.
"Hmm," setelah ada keheningan sesaat, pria itu melanjutkan, "Beri dia seorang asisten." Sebuah cahaya indah melintas di mata Albert Choi.
"Tugaskan Ong Chae Sun padanya."
Setelah mendengar perkataan dari pria di ujung telepon, Ha-Jun bangkit dari kursinya dengan terkejut. Dia berteriak di speaker handphone, "Tuan! Apakah kamu bercanda? Kamu membuat kesalahan, jangan berkata seperti itu! Ini Ong Chae Sun! Metode yang dia miliki sangat bagus dan dia adalah manager terbaik untuk para trainee model kita. Untuk model kelas tiga, bukan, membuatnya menjadi asisten untuk model tingkat kedua seperti Jasmine Kim, apa kamu sedang bercanda? Bos, kamu seharusnya tidak bertindak begitu gila. Jasmine Kim bukan muse-mu, kenapa jadi begitu baik padanya?" Ha-Jun tidak habis pikir dengan Bos-nya di telepon.
'Pria dingin ini, sekali bertindak tidak dipikirkan' keluh di dalam hati.
Di kantor yang diterangi cahaya lampu yang indah dan sepi, saat cahaya matahari terakhir menghilang dibawa oleh naiknya bulan, hanya awan biru gelap di langit yang masih berjuang untuk menceritakan keindahan matahari senja.
Pria tampan dan elegan dengan tenang berjalan menuju kursi kebesarannya untuk duduk. Matanya melotot ketika mendengar perkataan di telepon dan berkata, "Siapa yang bilang bahwa dia bukan muse-ku?"
Kwak Ha-Jun di ujung telepon hanya bisa menganga.
"Tidak mau tahu, besok kamu harus menugaskan Ong Chae Sun untuk menjadi asistennya," tegas pria tampan itu.
Ha-Jun yang masih tidak terima dengan keputusan Bos-nya dengan tidak rela berkata, "Bos, kamu tidak bisa menggunakan aset yang kamu miliki untuk sesuatu yang bersifat pribadi."
Albert Choi mengangkat alisnya ketika mendengar perkataan Ha-Jun yang sudah tidak jelas, "Apa kamu menganggap Chae Sun seperti benda?"
Mendengar suara dingin di ujung telepon membuat Ha-Jun tidak bisa berkata-kata, 'Keputusannya sudah final' bisiknya dalam hati.
Ha-Jun tahu bahwa tidak mungkin lagi meyakinkan orang tersebut untuk mengubah pikirannya. Untungnya, Hae Bong hanya manager trainee terbaik, tidak akan buruk jika membiarkannya memulai karir sebagai asisten model kelas dua.
Setelah berbicara beberapa kata lagi, Ha-Jun bermaksud untuk mengakhiri panggil dan berurusan dengan hal lainnya. Namun, sebelum mengakhirinya, Ha-Jun yang sudah tidak tahan sedari tadi bertanya, "Sudah bertahun-tahun, apakah kamu benar-benar menemukan muse milikmu?"
Albert Choi seperti mendapatkan pukulan dengan pertanyaan itu, setelah beberapa saat dia menghela napas dan menjawab, "Itu tidak bisa dianggap benar-benar ditemukan. Aku belum melihat penampilannya di atas panggung. Mungkin aura dan temperamennya bukan seperti yang aku cari, tapi dia adalah yang paling dekat yang pernah aku temukan selama bertahun-tahun."
Setiap desainer tidak selamanya bisa menemukan muse mereka, tapi mereka akan terus mencari.
Muse adalah sumber inspirasi dan keindahan yang mereka kejar. Sejak Albert Choi pertama kali melihat Jasmine Kim, dia berpikir bahwa gadis itu mungkin muse-nya. Ini bukan cinta, tetapi semacam apresiasi yang melampaui emosi.
Kembali lagi semuanya hanya sebuah kemungkinan. Gadis itu mungkin tidak dapat menunjukan perasaan yang dirinya butuhkan, tapi dia adalah pilihan terbaik saat ini untuk menjadi muse seorang Albert Immanuel Choi.
Albert Choi memikirkan ini dan bertanya-tanya apakah harus baginya untuk pergi menonton fashion show musim gugur Alera Calida?