"Kamu itu pewaris tunggal dari Firma Hukum Mahendra mau aja sih kerja di Bagaskara. Jabatan kamu sudah pasti akan lebih tinggi di sana ketimbang di sini."
Membenarkan apa yang dikatakan oleh Ghea lewat anggukan kepala dan senyuman manis khas dirinya. "Kamu benar di sana aku akan jadi tuan putri, sedangkan di sini aku tidak lebih dari seorang babu," keluh Suci. "Nah, itu kamu tahu."
Untuk beberapa saat kemudian dan Ghea saling terdiam satu sama lain. Tak ada satu pun yang membuka suaranya. Ghea masih menunggu apa yang akan dikatakan oleh . Sedangkan sendiri dia masih merangkai kata agar apa yang akan dia sampiakan pada Ghea tidak bermakna ambigu.
"Kamu tahu kalau aku adalah orang yang ceroboh. Jadi sebelum aku mengambil alih pimpinan Mahendra aku sudah memastikan kalau aku benar-benar mantap dengan hal tersebut."
"Masih ada yang mau tanyain?" Kembali ke topik pembicaraan mereka sebelumnya. Ghea dengan mantap menggeleng.
"Mau ketemu Pak Malik sekarang?" Ghea tidak lantas menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut , mendadak sekujur tubuhnya mendadak tremor saat mengajaknya ke ruangan orang nomor satu di Firma Hukum Bagaskara dan Rekan tersebut.
"Ci … Pak Malik itu orangnya gimana sih?" tanya Ghea seraya menggigit bibir bawahnya.
"Masih manusia normal kok, udah suntik anti rabies juga." Maksud hati ingin menghibur Ghea yang terjadi justru melontarkan candaan yang sama sekali tidak lucu bagi istri Haris Setiawan tersebut.
"Serius, Ci!" Ghea menahan langkah agar memberinya dulu penjelasan yang sangat jelas. Dia tak ingin digantung seperti ini.
"Pak Malik baik, kok." Ghea tampak menilik tajam ke dalam dua manik mata mencari sedikit saja dusta, tapi yang dia dapatkan hanyalah kejujuran.
Ghea akhirnya menuruti apa yang menjadi keinginan dari pengacara berjabatan Senior Assosiate dan satu team dengan Akbar Maulana Bagaskara. Mendadak perasaan seperti tidak enak kan saat hendak memasuki lift. "Kamu kenapa, Ci?" tanya Ghea yang menangkap kalau raut wajah wanita berparas itu mendadak berubah seperti sedang dijungkir balikkan secara paksa.
"Perasaanku mendadak nggak enak, Ghe," keluh pada Ghea. Padahal tinggal beberapa langkah mereka akan memasuki lift khusus petinggi.
"Nggak panas, kok," kata Ghea yang menempelkan punggung tangannya di kening Suci dan tidak merasakan apa-apa. Akral masih dalam kondisi yang normal, tidak demam.
"Aku nggak sakit, cuma berasa ada hal buruk yang sedang terjadi." Buluk kuduk meremang seketika dan hal itu juga dilihat dengan sangat jelas oleh kedua manik mata Ghea.
"Udah, nggak usah berpikiran yang aneh-aneh semua akan baik-baik saja." Hanya itu mantra ajaib yang bisa dikatakan oleh Ghea agar sedikit teralihkan. Meski itu terdengar sulit untuk , karena adalah tipe orang yang selalu menggunakan logikanya, ketimbang perasaan.
"Kamu jangan meragukan Allah, Ci!" Rasa-rasanya tidak punya pilihan lain selain mempercayai apa yang dikatakan oleh Ghea.
Kini kedua wanita cantik itu berjalan dengan kedua kaki jenjang mereka untuk menuju ruangan Malik Bagaskara.
Dan tanpa mereka sadari mereka kini telah berada di depan pintu ruangan orang nomor satu di Firma Hukum ini. "Ketuk dulu, Ci!" ucap Ghea memperingatkan.
Hanya mengulum senyum meski dalam keadaan terpaksa karena dia masih merasa ada perasaan aneh yang saat ini sedang berselimut dalam sukmanya. Perasaan yang sama sekali tak pernah dia rasakan sebelumnya.
"Aku, Akbar dan Kak Andra punya hak istimewa untuk masuk ke dalam ruangan ini tanpa ketukan terlebih dahulu." Kening Ghea menyerngit saat mendengar apa yang baru saja dikatakan .
"Dan mungkin juga kamu akan mendapatkan hal yang sama seperti kami." Ghea hanya tersenyum kecut karena dia kesulitan untuk mengurai benang kusut dari perkataan .
KREK~~~
Pintu ruangan Malik terbuka dengan sangat lebar menampilkan sosok dan juga Ghea. Sayang seribu sayang ruangan itu tampak kosong tak berpenghuni. "Kosong, Ci." Tidak perlu diperjelas, juga tahu kalau ruangan Malik saat ini sedang dalam keadaan kosong tak berpenghuni.
"Belum datang kali, Ci." Pernyataan yang dikatakan oleh Ghea tak serta merta membuat percaya kalau Malik belum datang. Kedua manik mata lalu berpendar ke setiap sudut ruangan untuk mencari sang empu ruangan, tapi tak peduli seberapa sering melakukan hal tersebut yang dia temui hanya kehampaan dan kehampaan.
Sampai suatu ketika kedua manik mata berhenti pada suatu benda yang benar-benar membuatnya yakin kalau pucuk pimpinan tertinggi Firma Hukum Bagaskara dan Rekan tersebut memang sudah tiba di sini, hanya saja enggan memunculkan batang hidungnya.
"Dia udah datang, Ghe," ucap sambil jari telunjuknya menunjuk ke arah benda yang menjadi titik atensinya.
Terbesit tanya yang begitu besar dalam diri saat ini, Malik seharusnya stand by di sini. Bukankah yang paling antusias untuk menyambut kedatangan Ghea dari kemarin adalah dia lalu ke mana dia sekarang? bahkan aroma parfumnya saja tak bisa endus dengan sangat sempurna.
"Pegel, Ci!" keluh Ghea karena sedari berdiri dan tak ditawati untuk duduk.
"Ya udah kita duduk aja," ajak pada Ghea. Sontak apa yang menjadi tawaran tersebut membuat Ghea mengernyitkan keningnya. Sebelah alis milik Ghea pun terangkat naik saat mendengar apa yang baru saja terlontar dari mulut .
Bagaimana Ghea tidak keheranan saat mendengar apa yang dikatakan oleh . Jelas saja demikian adanya karena sejauh Ghea mengenal selama ini wanita yang berada di sebelahnya sedari itu adalah orang yang sangat menjunjung tinggi attitude, senakal apapun dia dahulu saat ini dia lebih memprioritaskan attitude. Dan saat ini semuanya bagai sedang dijungkir balikkan secara paksa.
"Ci … ini bukan ruangan kamu. Kamu jangan seenak jidat dong." Ghea berusaha untuk memperingatkan atas apa yang saat ini sedang dia lakukan, hal itu sudah tidak sepatutnya dia lakukan bukan, karena saat ini mereka bukan berada di ruangan milik .
Wanita yang memiliki cantik secantik namanya itu hanya bisa memutar kedua manik matanya saat mendengar apa yang dikatakan oleh Ghea.
Ghea seperti sedang melupakan satu hal yang telah melekat di hidup selama ini.
"Kamu lupa aku--"
"Kalian sudah di sini?" Pertanyaan yang diberikan oleh Malik sontak memberikan jeda atas apa yang akan jelsskan pada Ghea.
Bersambung ….