"Ghe ... ayo masuk?!" ajak Haris saat melihat Ghea justru tertegun di depan utama pintu panti asuhan kasih ibu.
"He ... iya, Mas," jawab Ghea dengan nada yang terdengar sangat terbata-bata. Serangan yang Haris berikan sungguh di luar dugaan, sehingga untuk menolak saja Ghea rasa-rasanya tidak mampu untuk melakukannya.
Ghea menganggukkan kepalanya saat mendengarkan apa yang Haris katakan. Di tengah rasa ingin tahunya yang cukup besar, dia tak ada pilihan lain selain mengikuti saja apa yang menjadi ingin dari lelaki yang saat ini paling berhak atas dirinya saat ini, Haris Setiawan.
"Assalamualaikum," ucap Ghea dan juga Haris di saat yang hampir bersamaan. Mungkin saja Haris akan terlihat baik-baik saja dan tak merasa aneh barang sedikit pun, tapi tidak dengan Ghea yang saat ini kedua manik matanya terus saja menilik ke dalam dua manik mata milik gelap segelap obsidian milik Malik Bagaskara, pria idaman lain dari Ghea Laurensia.
