KREK!
Pintu ruang ICU terbuka dengan sangat lebar menampilkan sosok seorang dokter yang mungkin saja sebaya dengan sang abi dan di belakangnya ada seorang perawat yang mengikuti langkah kaki sang dokter. Tentu saja hal tersebut sudah lebih dari cukup untuk membuat atensi empat orang yang menunggu penjelasan itu teralihkan dengan sangat baiknya.
Dengan langkah kaki yang cukup panjang, Malik lalu membawa kedua kaki jenjangnya untuk memangkas jarak di antara mereka dengan sangat cepatnya dan tiga orang lainnya hanya menyusulnya.
"Dok, adik saya bagaimana?" tanya Malik dengan nada yang tidak ada kesan santainya sama sekali.
"Kak ... kamu tenang dong!" Tapi apa yang menjadi keinginan mamanya itu hanya Malik anggap sebagai angin lalu, tidak ada yang benar-benar dia dengarkan dengan baik. Masuk telinga kanan, keluarnya lewat telinga kiri.