Faizan mempersilakan Bina untuk melangkah terlebih dahulu. Bukan tanpa adanya alasan, hanya untuk saat ini Faizan sedang dilanda pusing yang teramat sangat. Sekuat yang dia bisa, dia mencoba untuk menguatkan dirinya agar tidak ambruk, meski pada kenyataannya dia tidaklah sekuat yang orang-orang pikir tentang dirinya.
Bohong kalau Bina tidak merasa ada yang aneh dengan diri seorang Faizan Saskara, terlepas dari semua tanda tanya yang ada dalam dirinya saat ini Bina merasa kalau Faizan tidak sepenuhnya dalam keadaan yang baik-baik saja.
"Zan kamu—"
Apa yang hendak Bina katakan menggantung dengan sangat cepatnya saat dia berbalik dan mendapati Faizan dalam keadaan yang hampir saja ambruk.
Dengan sigapnya Bina pun berusaha untuk membantu Faizan menuju ruangannya. Satu hal yang pasti di sini, Faizan tidak sedang mengerjainya. Apalagi raut wajahnya yang pucat semakin membuat Bina yakin tidak ada sandiwara di balik ini semua.