"Bi … aku keluar dulu, ya?!" Sebelah alis milik Afnan tampak terangkat naik saat mendengar apa yang dikatakan oleh Bina saat ini. Sekuat apa pun dia berpikir tetap saja Bina adalah orang yang sangat sulit untuk dia pahami pola pikirnya.
Dalam darah Bina memang ada darah milik Afnan, tapi untuk berpikir layaknya Bina itu adalah hal yang sangat sulit untuk dipahami oleh sang abi.
"Ke mana?" Setelah sepersekian detik berpikir menyerah adalah jalan ninja terbaik untuk Afnan saat ini. Dia memang ingin menyusul sang istri Aisyah Khumairah yang berpulang ke pangkuan Ilahi beberapa waktu yang lalu, tapi tidak dengan cara yang seperti ini juga.
"Ini, Bi. Pertemuan awal lawyer yang akan menjadi rival di pengadilan." Penjelasan Bina diterima secara bulat-bulat oleh sang abi. Afnan sama sekali tidak menaruh curiga atas apa yang dikatakan oleh putri semata wayangnya itu.
