Bunyi sirine ambulan memecah kepadatan jalan raya kota Jakarta. Ambulans melaju sangat cepat menandakan jika orang yang mereka bawa benar-benar dalam keadaan darurat. Feli tidak henti-hentinya berdoa sambil menggenggam tangan Fian lembut. Ia menyeka sisa-sisa air mata di pelupuk mata Fian
"Ada apa dengan laki-laki ini. Apa dia sedang sedih hingga mabuk seperti ini? Apa yang membuatnya frustasi hingga seperti ini?" pikir Feli. Ada satu perawat yang bersamanya di dalam ambulans ini. Dia sedang memakaikan alat bantu pernapasan dan memberikan Fian infus. Karena memang keadaan Fian sangat lemah dan mengkhawatirkan.
"Untunglah, anda segera menghubungi kami. Jika tidak saya tidak bisa menjamin teman anda akan selamat" ujar perawat itu tiba-tiba. Feli hanya bisa menatap Fian dengan nanar. Ia tidak tahu apak penyebab hingga Fian bisa seperti ini.