"Sen...?" panggil Zidan lirih.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Senja balik.
Tanpa banyak bicara, Zidan langsung merengkuh Senja ke dalam pelukannya. Ia membutuhkan bahu untuk berbagi rasa kesedihannya sekarang.
"Biarkan lima menit seperti ini" kata Zidan pelan. Senja juga tidak menolak. Ia mengusap lembut punggung Zidan memberi kekuatan.
Tanpa mereka sadar dari kejahuan terlihat sepasang mata sedang mengamati mereka berdua. Terlihat kilatan emosi dan kecemburuan di sana. Yaa....Arga, laki-laki itu tanpa sengaja melihat pemandangan yang membuatnya muak. Kenapa ia selalu bertemu dalam keadaan seperti ini. Arga yang hendak ke ruang perawatan bu Ami memutar dan berbalik arah. Samar-samar ia mendengar Senja memberikan kata-kata semangat pada Zidan.
"Kenapa nggak jadi Ar?" tanya Beni teman satu kelompoknya.
"Lo aja sana yang membersihkan kamar bu Ami" kata Arga terdengar sewot. Lantas ia berlalu dari hadapan Beni, membuat Beni bingung dengan sikapnya.