Setelah acara lamaran beberapa hari yang lalu, Zidan dan Vivi kembali di sibukkan dengan rutinitas keseharian mereka. Apalagi kalau tidak bekerja bekerja dan bekerja. Untuk hari pernikahan, mereka sepakat akan di adakan satu bulan dari sekarang. Terkesan memepet dan mendadak sih, tapi mereka cukup santai karena semuanya sudah di atur oleh para karyawan mereka sendiri. Vivi dan Zidan hanya perlu fitting-fitting baju dan mengecek. Selebihnya mereka percayakan pada tim perencanaan yang sudah sangat handal.
Di tempat lain, Senja baru saja bangun dari tidur siangnya. Tiba-tiba ia merasakan pusing dan mual. Senja langsung berlari ke arah kamar mandi. Di sana ia memuntahkan semua isi perutnya. Badannya lemas dan kepalanya sedikit berdenyut. Terdengar suara Reno yang baru saja masuk ke dalam kamar. Memanggil namanya di sertai dengan suara ocehan Bilal yang nyaring.
"Sayang..."