Zidan berdeham untuk mengambil perhatian Vivi. Namun usahanya itu sia-sia juga. Akhirnya karena bosan dan sedikit kesal karena di Vivi mendiamkannya dan mencuekkannya, Zidan berdiri dengan sedikit kasar. Hingga menimbulkan suara gesekan kaki kursi dengan lantai. Tepat saat Zidan berdiri, Vivi menatap pria di depannya itu. Keningnya berkerut sambil menatap lurus ke depan.
"Ada yang bisa di bantu tidak?"
"Kalau perlu bantuan bilang, jangan diam saja. Nanti tahu-tahunya langsung marah nggak jelas" kata Zidan sedikit ketus. Yang langsung membakar sumbu kompor Vivi. Gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain sekilas. Sungguh, sangat menyebalkan melihat wajah Zidan sekarang. Ia sudah tidak mood sejak di gedung tadi, ini masih di tambah lagi dengan kehadiran Zidan yang semakin membuatnya bertambah kesal. Gara-gara laki-laki di depannya ini, ia tidak bisa beristirahat lebih awal.
"Kalau niat mau membantu, duduk" balas Vivi tak kalah ketus.