"Nduk, harus ekstra sabar ya kalau sama mas Reno" kata tante tiba-tiba di samping telinga Senja.
"Kenapa emangnya tante?" tanya Senja dengan dahi yang berkerut.
"Lho emang kamu nggak ngrasa kalau suamimu itu dingin seperti es? Sudah terkenal lho julukan Reno di keluarga besar kita itu, gunung es" jelas tante.
"Owh itu maksud tante. Iya tante, itu dulu. Awal-awal sama Senja dia begitu. Tapi setelah itu mas Reno sudah banyak bantu Senja dan perhatian juga" jawab Senja membuat tante terheran-heran.
"Masak sih? Kamu serius? Sudah memastikan jika itu Reno? Nggak lagi kesambet kan?" tanya tante yang mengundang gelak tawa Senja.
"Seriuslah tante. Beneran kok dia sudah jauh lebih baik di banding dulu" sahut Senja membuat tante hanya bisa mengangguk sekilas lalu menatap tidak percaya pada Reno.
"Apa tante? Lihat-lihat? Lagi ngomongin Reno yaa?" tebak Reno saat tidak sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan tajam tantenya.
"Iiiuuuhh, PD banget kamu. Udah yuk, duduk di meja dulu"
