Dengan penuh rasa malas bertemu dengan Zidan, akhirnya mau tidak mau Vivi pergi ke ruangan laki-laki itu lagi. Berjalan dengan langkah gontai ia menyusuri beberapa ruangan dan departemen di gedung ini. Saat pintu lift baru saja terbuka, dan Vivi hendak keluar, tiba-tiba Zidan sudah berdiri di sana. Mematung dan terkesan dingin. Tidak ada sapaan bahkan tatapan yang di arahkan padanya.
Vivi hanya mengendus pelan. Yang tadinya hendak keluar, ia urungkan. Karena Zidan akan masuk ke dalam liftnya. Pintu lift masih terbuka. Tidak ada yang masuk ataupun tidak ada yang keluar. Mereka sama-sama diam mematung. Berdiri tanpa berbicara satu sama lain. Vivi menatap bingung Zidan. Sedangkan pria itu malah menatap ke arah lain. membuat Vivi menghembuskan nafasnya mencoba bersabar.
"Kamu nggak masuk?" tanya Vivi.
"Kamu nggak keluar?" tanya Zidan balik.
