Hari demi hari, Zidan habiskan dengan bekerja bekerja dan bekerja. Semua itu ia lakukan semata-mata untuk menghilangkan bayangan Senja di dalam pikirannya.
"Hei...Zidan" teriak Vivi di depan pria yang tengah melamun itu. Zidan langsung mengerjapkan matanya karena teriakan Vivi.
"Malah nglamun aja. Ini gimana? jadinya pilih yang ini atau yang ini?" tanya Vivi. Zidan mengambil alih berkas dari tangan Vivi. Mereka sedang sibuk membahas vendor-vendor yang akan mereka ajak bergabung ke dalam perusahaan.
"Sepertinya yang ini lebih baik" kata Zidan sambil menunjuk kertas di tangannya.
"Baiklah. Aku juga setuju dengan ini. Kalau begitu, kamu buat proposalnya. Aku masih ada meeting dengan klien. Zidan langsung menatap Vivi saat gadis itu hendak beranjak dari kursinya.
"Sebentar" tahan Zidan.
"Apa tadi yang kamu bilang?"
"Aku, buat proposal?" tanya Zidan penuh penekanan. Vivi mengangguk pelan dengan wajah datarnya.