Zidan baru saja keluar dari apartemennya. Pagi ini ia akan mulai masuk kerja di perusahaan Fian. Segala keperluannya sudah di siapkan oleh Fian, termasuk sebuah mobil yang terparkir di basement apartemen. Zidan mulai melajukan mobilnya memecah kepadatan lalu lintas kota Jakarta. Saat dirinya tengah terjebak macet, ia baru menyadari bahwa Jakarta sangat berbeda dengan kota kelahirannya. Dari jalanan dan hiruk pikuknya sangat terasa bahwa kota ini memanglah sangat besar dan pantas menjadi ibu kota negara.
Zidan menghembuskan nafas panjangnya. Mengingat kembali perjalanannya hingga sampai di titik ini. Tidak pernah terbayangkan dalam pikirannya bahwa ia akan berakhir di kota besar ini. Bagaimanapun ini sudah menjadi jalan takdirnya yang harus ia terima dan di jalankan. Ia harus ikhlas dengan semua yang sudah menjadi kehendak-Nya. Zidan mulai melajukan mobilnya lagi saat jalanan agak longgar. Sungguh menguji kesabaran berkendara di kota ini.