Semua yang ada di dalam ruang rektor, sedang bersiap untuk menuju ke halaman utama. Di sana, sudah menunggu ratusan mahasiswa. Utamanya mereka yang dengan sabarnya menunggu kelanjutan peristiwa ledakan itu. Tepat saat rombongan pak rektor ingin keluar, dan saat pintu ruangan terbuka, muncul Rina dengan ekspresi super paniknya. Keringat juga sudah membanjiri pelipisnya. Nafasnya memburu dan ngos-ngosan. Rina langsung menatap pak Reno.
"Pak Reno..." katanya sambil mencoba menetralkan deru nafas. Berulang kali Rina menraik nafas dalam lalu menghembuskannya.
"Ada apa Rin? Kamu kenapa?" tanya pak Reno tak kalah paniknya melihat ekspresi Rina. Semua orang yang ada di sana menatap Rina dengan bingung.
"Itu pak...Senja. Senja pak..." kata Rina terputus. Ia tidak kuat mengatakan kalimat selanjutnya. Air matanya sudah menggunung di pelupuk matanya.
"Senja kenapa. Kenapa dengan Senja?" tanya pak Reno sambil mengguncang kedua pundak Rina.