Suasana rumah terlihat sepi. Dokter Adi dan mama Vera juga belum pulang dari bekerja. Senja sedang termenung di kamarnya. Menatap foto dirinya dan Zidan yang terpajang di dinding kamarnya. Entah mengapa, kegiatan ini menjadi kegemarannya sekarang. Sambil memutar musik klasik dan di temani lampu tidur yang tidak terlalu terang. Sepi sunyi selalu menemaninya. Dering ponsel, tiba-tiba terdengar. Membuyarkan lamunannya. Senja beralih menatap ponselnya yang ada di atas ranjang. Mengambil lalu mengangkat telepon itu.
"Assalamualaikum" kata Senja setelah nada sambung terputus.
"Waalaikumsalam" jawab laki-laki yang menjadi tunangannya.
"Suaramu kenapa? Kamu habis nangis?" tanya Zidan setelah mendengar suara Senja yang parau. Lama tidak ada jawaban dari Senja. Gadis itu diam, menatap lantai keramik di bawahnya.
"Sen...." panggil Zidan pelan.