"Berdiri. Ayo pulang" kata pak Reno yang sudah berdiri di belakangnya. Senja mendongak. Tasnya yang penuh coretan pilox sudah berpindah ke tangan pak Reno.
Pak Reno masih diam, menunggu Senja yang belum juga berdiri dari tempatnya. Dengan sabarnya pak Reno menunggu Senja sambil duduk di kursi kosong yang lain. Terdengar beberapa kali hembusan nafas kasar darinya. Melihat dan menatap sekilas Senja yang juga masih menangis di lantai.
"Kamu tidak perlu khawatir. Saya akan segera menyelesaikan masalah ini. Dan mencari tahu dalang di balik ini semua"
"Jika kamu seperti ini, kamu nggak kasihan sama pak Gani. Yang terus-terusan meminta maaf pada saya. Beliau juga merasa bersalah karena kejadian ini. Apalagi pak Gani tahu kamu di bully dan di salahkan sama teman-temanmu"
"Pak Gani juga bingung kenapa malah kamu yang di salahkan bukannya dia yang mempunyai tanggung jawab akan laboratorium". Reno memberikan jeda di kalimatnya.
