"Berat yaa?" tanya Zidan kemudian. Dan tepat setelah Zidan menanyakan hal itu, air mata Senja yang sudah susah payah ia tahan akhirnya turun juga. Isakan mulai terdengar di dalam mobil yang sunyi. Pak Reno juga sekilas melirik Senja. Dari pantulan kaca jendela, terlihat Senja berulang kali mengusap air matanya.
Zidan menghembuskan nafas panjangnya. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Karena semua kata kerinduan sudah sering ia utarakan.
"Kamu mau aku pulang?" tanya Zidan tiba-tiba. Senja masih mengontrol suaranya. Ia tidak ingin terlihat menangis di depan pak Reno. Cukup lama Senja diam, hingga kahirnya ia menjawab.
"Tidak. Aku tidak ingin menjadi pribadi yang egois" ucap Senja menahan isakan. Dadanya terasa sesak menanggung kerinduan yang semakin hari semakin menyesakkan.